FF KyuMin | Dark Wish | Horromance | GS | PART 2


Super Junior’s Horror Fiction

.

Presented by © Sevy Lelibriani

.

Title : Dark Wish

.

Super Junior’s Lee Sungmin and Cho Kyuhyun [KyuMin] as Main Cast

.

Support casts : Super Junior’s Kim Kibum, Choi Siwon, f(x)’s Victoria and others.

.

Genre : Horror, Romance

.

Disclaimer : Fict ini terinspirasi dari salah satu Urban Legend Jepang dan Korean Horror Movie : Wishing Stairs. Chara in this fict is not mine. But all plot is totally Mine!

.

Warning : GS for Uke | OOC | Bad Diction | Bad EYD | Typo (es)

.

This is just fict. If u don’t Like it, Just don’t Read!

No Bash, No Flame, No Siders, n No Copast or Plagiat please!

.

.

-o-o-o-o-

.

 

Akhir-akhir ini Sungmin semakin sering tersenyum. Akhirnya hal yang paling ia inginkan tercapai juga. Ya, mengalahkan Kim Kibum. Dan sekarang semua perhatian teman-temannya serta sanjungan para guru kembali lagi berbalik padanya.

 

“Min, kau terlihat bahagia akhir-akhir ini,” ujar Kyuhyun seraya menyeruput minumannya. Saat ini sedang jam istirahat. Dan seperti biasa, Kyuhyun selalu menyambangi Sungmin dan mengajaknya makan bersama.

 

“Tentu, Kyu… ah, aku rasa aku harus berterimakasih pada Qian. Sarannya benar-benar manjur,” ujar Sungmin seraya tersenyum-senyum sendiri. Sejujurnya Kyuhyun senang melihat Sungmin sudah tak murung lagi. Tapi ada yang aneh… setahunya, yang bernama Qian hanya satu. Hanya Song Qian yang super aneh dan mistis itu. Sejak kapan Sungmin bergaul dengan Qian?

 

“Min… apa yang kau maksud Qian… Song Qian yang aneh itu?” tanya Kyuhyun ragu. Ia hanya berharap bukan Song Qian yang itu yang Sungmin maksud.

 

“Ck, jangan begitu. Qian itu baik. Dan… aku rasa… dia menyukaimu…” ujar Sungminn seraya terkikik. Kyuhyun tampak memandang Sungmin horror. Di sukai Song Qian? Yang benar saja. Tidak. Terimakasih.

 

SRAT

 

Kyuhyun dan Sungmin sontak memandang sosok yang tiba-tiba saja duduk di samping Sungmin. Sungmin tampak tersenyum sumringah menatap sosok itu, namun berbanding terbalik dengan Kyuhyun. Kyuhyun justru memilih membuang jauh-jauh pandangannya dan berpura-pura tidak tahu.

 

“Qiannie…” pekik Sungmin riang. Kyuhyun benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa Sungmin berteman dengan yeoja ‘kelewat normal’ seperti Qian.

 

“Hay, Sungmin-ssi… kau terlihat senang hari ini. Sepertinya kau sudah mendapat apa yang kau mau,” ujar Qian –seperti biasa- dengan tatapan kosongnya. Yeoja itu tampak memakan pelan makanannya tanpa menatap Sungmin.

 

Ne, kau benar. Sepertinya saranmu itu benar-benar manjur,” ujar Sungmin antusias. Kyuhyun tampak mengernyit heran. Sebenarnya apa yang dibicarakan dua yeoja berbeda kehidupan itu? kenapa tampaknya mereka akrab sekali?

 

“Kau… Cho Kyuhyun-ssi…”

 

“Uhuk..uhuk..” seketika Kyuhyun tersedak makanannya saat tiba-tiba saja Song Qian menyebut namanya. Oh, ayolah… ini bukan pertanda bagus. Siapapun akan lebih memilih untuk menghindari Song Qian. Ya, semuanya –kecuali Sungmin.

 

“Kau pemuda yang baik… Tapi kau malang sekali, aku kasihan padamu,” ujar Song Qian lagi-lagi sukses membuat Kyuhyun bingung. Apa penyakit ‘meramal dadakan’ Song Qian kambuh lagi?

 

Ya! Apa maksudmu?!” ujar Kyuhyun tak terima. Namun Song Qian hanya menatapnya datar.

 

“Malang sekali… Bahkan orang yang kau cintai sama sekali tak menatapmu. Aku heran, bagaimana bisa kau bertahan seperti itu…” ujar Song Qian lamat-lamat. Kyuhyun tampak membelalakan kedua matanya. Apa-apaan ini? Tahu dari mana Song Qian tentang rahasianya yang sudah bertahun-tahun ia pendam? Ia yakin tak seorang pun tahu tentang perasaannya ini pada Sungmin, termasuk ibunya sendiri.

 

Omo… Kyuhyun-ah… benarkah itu? kau menyukai seseorang? Kenapa tidak pernah cerita padaku? Siapa dia? Aku akan membantumu mendapatkannya,” ujar Sungmin seraya menatap Kyuhyun prihatin. Song Qian juga tampak menatap Kyuhyun prihatin. Namun dalam konteks yang berbeda. Jika Sungmin menatap Kyuhyun prihatin karena ‘yeoja-yang-ia-tidak-tahu-siapa’ itu mengabaikan Kyuhyun, Song Qian justru menatap kasihan pada Kyuhyun karena orang yang Kyuhyun sukai –Sungmin- masih juga tak sadar siapa yang di maksud.

 

“Su-sudahlah, Min. kenapa kau jadi mendengarkan kata-kata Song Qian? Dia hanya sok tahu. Aku tidak sedang menyukai siapa-siapa, kok,” ujar Kyuhyun buru-buru. Kyuhyun benar-benar jengah berada dalam situasi seperti ini. Lagipula, kenapa Qian tidak pergi-pergi, sih?

.

.

Chagi… kau kenapa pucat begitu, eoh?” suara itu, sontak membuat Sungmin mengalihkan tatapannya pada pasangan Siwon dan Kibum yang kini tengah berjalan memasuki kantin. Pasangan yang di juluki ‘perfect couple’ itu terlihat berjalan menuju bangku yang berada tak jauh dari tempat duduk Sungmin, Kyuhyun, dan Qian.

 

Kyuhyun bergegas beralih menatap Sungmin. Tepat seperti dugaannya, Sungmin kini tengah menatap murung adegan mesra Siwon dan Kibum yang berada tak jauh dari mereka. Kyuhyun menghela napasnya pelan. Jujur saja, ia tidak suka dengan sikap Sungmin yang seperti ini.

.

.

Kembali ke pasangan Siwon dan Kibum. Siwon tampak menatap wajah Kibum khawatir. Pasalnya sejak pagi tadi, Kibum terlihat seperti orang yang menahan sakit. Sesekali yeoja itu meringis memegangi kepalanya. Wajahnya pun kian pucat. Tak ayal Siwon menjadi panik.

 

Gwaenchana, Won-ah… ini hanya sakit kepala biasa. Nanti juga sembuh sendiri,” ujar Kibum berusaha menenangkan.

 

TES

 

Siwon tampak membelalakan matanya kaget. Dari hidung Kibum mengucur setetes darah segar.

 

Omo! Kau mimisan! Apanya yang baik-baik saja, hah?” ujar Siwon semakin panik. bergegas ia menggamit lengan Kibum. Namun belum sempat Kibum beranjak dari tempatnya…

 

BRUG

 

Tiba-tiba saja tubuh Kibum ambruk, beruntung refleks Siwon bagus. Dengan Sigap di gendongnya Kibum menjauh dari padatnya suasana kantin. Sepeninggal Siwon dan Kibum, para siswa yang sejak tadi melihat kejadian tersebut tampak saling bergosip heboh.

.

.

“Kasihan Kibum-ssi. Dia harus menanggung akibat dari kesalahan yang tidak di perbuatnya,” ujar Song Qian tiba-tiba. Kyuhyun yang tampak tak mengerti dengan segala ucapan Qian memilih mengacuhkan gadis itu dan kembali memakan makanannya.

 

Sementara itu Sungmin tampak berusaha meredam perasaan cemburunya. Perasaannya begitu sakit saat melihat Siwon menggendong tubuh Kibum tadi. Apa hanya ada Kibum di mata Siwon?

 

.

.

-o-o-o-o-

.

 

“Aku pulang…”

 

Sungmin memasuki kediaman keluarga Lee dengan perasaan gusar. Ia benci keadaan rumah sekarang. Rumah ini –lebih tepatnya- penghuni rumah ini sekarang sudah tak seperti dulu lagi.

 

Sungmin tersenyum miris mengingat saat-saat dimana ibunya dan ayahnya masih dalam keadaan baik-baik saja –sebelum muncul sosok Leeteuk. Dulu setiap dia pulang, dengan rutin ibunya akan menjawab salamnya. Bahkan ayahnya pun –ketika tidak sedang bekerja- akan menghampirinya dan memeluknya hangat.

 

Namun sekarang?

 

“Kibum-ah… kau kenapa, chagi?”

 

Sungmin mendengus kasar. See, lagi-lagi Kibum. Ayahnya berubah. Bahkan hanya sekedar menjawab salamnya pun sudah tak pernah lagi. Ah, ingin rasanya ia merebut kembali perhatian ayahnya dari kedua wanita pengganggu itu.

 

Merebut… ayahnya?

 

Seketika Sungmin teringat akan anak tangga di belakang sekolah. Tangga harapan!

 

‘Apa aku harus melakukan ini lagi?’

 

Sejujurnya Sungmin cukup ragu melakukannya. Mengingat suara-suara aneh serta kejadian-kejadian mistis malam itu saja sudah membuatnya bergidik ngeri. Bagaimana kalau harus melakukannya lagi?

 

“Sungmin-ah? kau sudah pulang?”

 

Sungmin tersentak dari lamunannya. Ia baru tersadar kalau sedari tadi ia masih berdiri di depan pintu. Sosok Leeteuk tampak tersenyum menghampirinya. Sungmin melengos tak suka, lagi-lagi yeoja itu mencoba sok akrab dengannya.

 

“Bukan urusanmu,” jawab Sungmin dingin.

 

“Lee Sungmin! tak bisakah kau mencoba bersikap sopan pada Umma-mu?” Sungmin mengumpat lirih. Huh, sejak kapan Kangin berada disana? Kangin tampak berjalan menghampiri Sungmin dan Leeteuk.

 

“Siapa yang Appa maksud sebagai Umma-ku? Dia?” tanya Sungmin seraya menunjuk tak sopan kearah Leeteuk.

 

“Jaga sikapmu Lee Sungmin!”

 

“Bahkan sekarang Appa lebih memilih istri baru Appa di banding aku! Appa sudah tak menyayangiku lagi, ‘kan? Begitu ‘kan?”

 

PLAK

 

Leeteuk tampak tercengang menatap Kangin. Kangin sendiri tampak menyesal telah terbawa emosi tadi. Bagaimana bisa ia menampar putrinya sendiri? Perasaan bersalah tiba-tiba saja menyeruak di hati Kangin, terlebih saat ia menatap Sungmin yang kini juga membalas menatapnya dengan tatapan nanar.

 

Tanpa bicara sepatah kata pun, Sungmin bergegas berjalan menuju kamarnya.

 

“Sungmin-ah… maafkan Appa,” lirih Kangin, yang tak mungkin bisa di dengar oleh Sungmin.

.

.

-o-o-o-o-

.

 

Ini sudah pukul sebelas malam. Namun tak juga Sungmin mampu memejamkan matanya. Bahkan Kyuhyun yang sedari tadi menyanyikan lagu untuknya –lewat telepon- tampaknya sudah terlelap, karena tak ada lagi suara dari seberang sana.

 

Sungmin beranjak dari tempat tidurnya dan mengacak rambutnya kasar. Entah kenapa perasaan ingin kembali memohon pada tangga harapan itu kembali mengusik benaknya. Hati dan pikirannya sepertinya benar-benar tergiur dengan semua harapannya yang bisa di kabulkan oleh tangga itu.

 

Sungmin berjalan menuju jendela kamarnya. Bulan purnama. Kenapa semua ini terasa begitu pas baginya? Sungmin menggelengkan kepalanya pelan. Sungguh, ia merasa takut jika harus kembali kesana. Namun… hanya ini satu-satunya cara agar permohonannya bisa terkabul.

.

.

.

 

Sungmin berjalan mengendap keluar rumah. Saat ini sudah pukul setengah dua belas malam. Sudah pasti seluruh penghuni rumah telah tertidur. Terlebih lagi mereka semua tampak keletihan setelah mengurusi Kibum tadi siang.

 

Sungmin tampak mendengus tak suka saat ia mengingat sosok Kibum. Secepat kilat ia keluar dari rumah dan berjalan menuju area sekolahnya –belakang sekolah lebih tepatnya.

 

.

.

-o-o-o-o-

.

 

Wuuzzz

 

Desau angin tiba-tiba saja semakin kencang saat Sungmin menginjakkan kakinya semakin dekat menuju tangga harapan. Suara lolongan anjing lagi-lagi mengiringi langkahnya saat mendekati tangga tersebut. Walaupun sedikit takut, Sungmin telah membulatkan tekadnya. Ia harus berhasil mendapatkan apa yang ia mau malam ini!

.

.

.

 

Sungmin memejamkan matanya erat. Suara-suara asing mulai mengganggunya. Entah suara apa itu. Yang pasti suara itu seolah tengah menakutinya dan membuatnya goyah. Suara-suara itu seolah ingin membuatnya agar batal melaksanakan niatnya. Mungkin suara-suara itu bisa disebut dengan… ujian?

 

Sungmin hampir menangis saat tepat ketika ia menginjakan kaki di tangga ke sepuluh tiba-tiba saja sebuah tangan terasa mencengkeram erat pergelangan kakinya. Sekuat tenaga ia berusaha melepaskan cengkeraman tangan tersebut. Tanpa mau melirik ke bawah, bergegas Sungmin naik ke tangga-tangga berikutnya. Tepat di anak tangga ke lima belas tiba-tiba saja…

 

Meoonng

 

Seekor kucing hitam tiba-tiba saja mendarat tepat di bahu Sungmin. Cakar kucing itu tampaknya melukai bahu Sungmin. Sungmin meringis menahan perih sekaligus berusaha menenangkan degub jantungnya yang sempat kaget tadi.

 

‘Kenapa malam ini terasa begitu sulit?’

 

Sungmin meringis perih menahan rasa sakit di bahunya. Tak mau membuang waktu, bergegas Sungmin menaiki kembali anak tangga-anak tangga di depannya. Ketika ia hendak melangkah menaiki tangga ke dua puluh, tiba-tiba saja muncul dua sosok anak kecil berada di kiri-kanannya. Kedua anak kecil itu berwajah begitu pucat dan tirus, seolah tak ada darah yang mengaliri tubuh kedua anak tersebut. Sungmin terbelalak ngeri.

 

Belum sempat Sungmin sadar dari rasa kaget sekaligus takutnya, tiba-tiba saja kedua anak itu menarik tangannya kencang. Sungmin mendelik panik. Sekuat tenaga ia berusaha melepaskan tarikan kedua anak itu.

 

Noona, ayo temani kami main…”

 

Sungmin menggelengkan kepalanya cepat. Keringat dingin tampak membanjiri seluruh tubuhnya. Rasanya ingin sekali ia kembali pulang. Namun kata-kata Song Qian terus terngiang di benaknya. Jika ia pulang sebelum sempat menyelesaikan semua ini, maka nyawanya ‘lah taruhannya.

 

Sungmin memejamkan matanya erat. Sekali lagi ia berusaha melepaskan diri dari kedua bocah aneh itu. Tangan kedua bocah itu terasa begitu dingin.

 

Sungmin merasakan kakinya melemas.

 

BRUG

 

Sungmin menangis lirih seraya menangkupkan wajahnya diantara kedua lututnya berharap kedua anak kecil itu segera pergi.

 

Krik krik

 

Cukup lama Sungmin bertahan dalam posisi seperti itu, tampaknya cara itu cukup ampuh. Terbukti kedua anak tersebut sudah tak mencengkeram tangan Sungmin lagi sekarang. Namun Sungmin merasa ada yang aneh saat ini. Ia mulai berani membuka matanya dan beralih menatap ke sekelilingnya. Hening. Kedua anak kecil tadi sudah tak ada. Berarti benar… anak kecil tadi berarti bukan manusia. Oh, jelas saja, orangtua mana yang membiarkan anak mereka berkeliaran tengah malam begini, di tempat seperti ini pula.

 

Sungmin mulai memberanikan diri untuk bangkit. Suasana terasa begitu hening. Namun suasana hening saat ini entah kenapa terasa begitu janggal. Bahkan suara angin pun sama sekali tak terdengar. Namun ada yang aneh disini. Pohon-pohon di sekitarnya tampak bergoyang sendiri. Daun-daunnya tampak berguguran. Padahal sama sekali tak ada angin.

 

Mencoba untuk tak mempedulikannya lagi, Sungmin bergegas melangkah ke anak tangga berikutnya. Sejauh ini belum ada keanehan lagi…

 

23

 

24

 

25…

 

“Aww…”

 

Sungmin mengusap kepalanya pelan. Sepertinya ada sesuatu yang mendarat tepat di kepalanya. Sepertinya sesuatu yang cukup besar. Sungmin menatap nyalang sekelilingnya. Tak ada siapapun. Lalu siapa orang iseng yang melemparinya tadi?

 

Sungmin beralih menatap ke bawah. Dimana benda tersebut jatuh setelah mengenainya. Sungmin memicingkan matanya mengamati benda tersebut. Seketika ia bergidik ngeri. Entah kenapa, semakin di perhatikan, benda tersebut semakin mirip dengan…

 

“Telapak tangan manusia…”

 

BRUG

 

Sungmin jatuh terpental setelah yakin kalau benda tersebut memang telapak tangan manusia. Telapak tangan yang masih lengkap dengan kelima jarinya. Hanya saja tangan tersebut tampak seperti terpotong tepat di bagian pergelangannya. Sehingga hanya telapaknya saja ‘lah yang tadi mengenai kepala Sungmin.

 

Sungmin meraba pelipisnya yang tadi terkena lemparan dari tangan tersebut. darah menetes dari sana. Namun Sungmin sadar, itu bukan ‘lah darahnya melainkan darah yang berasal dari pergelangan tangan yang masih mengeluarkan darah itu.

 

Tak mau berlama-lama berada disana, bergegas Sungmin menaiki anak tangga selanjutnya. Sebentar lagi ia akan sampai ke puncaknya. Ia harus segera menyelesaikan semua ini.

.

.

.

28

 

29

 

30…

 

Wuzzzz

 

“AKU INGIN APPA-KU KEMBALI KEPADAKU!”

.

.

.

.

 

Song Qian tampak menatap keluar jendela kamarnya khawatir. Mata rubahnya tampak menatap nanar bulan purnama yang terlihat seperti tertutup oleh awan hitam. Song Qian menghela napasnya sedih.

 

“Apa kau membuat permohonan lagi Sungmin-ssi?” gumam Song Qian bermonolog. Ia tahu, jika ada tanda seperti itu, pasti ada seseorang yang telah membuat suatu permohonan. Pantas saja sejak tadi perasaannya tidak tenang. Rupanya hal ini penyebabnya.

 

“Aku menyesal telah memberitahumu tentang tangga harapan itu, Sungmin-ssi…”

 

“Manusia memang akan selalu tidak puas dengan segala yang telah mereka punya…”

 

.

.

-o-o-o-o-

.

 

Sungmin telah bersiap-siap pagi ini. Tadi, pagi-pagi buta, Kyuhyun meneleponnya dan mengajaknya untuk berangkat bersama. Tak mau sahabatnya itu menunggu lama, bergegas Sungmin keluar.

 

Namun tatapan Sungmin terpaku pada, sosok Kibum yang tampak terduduk di kursi roda. Kibum tampak semakin kurus. Wajahnya juga kian memucat. Matanya menjadi terlihat cekung. Aura kecantikannya seakan telah menghilang entah kemana.

 

‘Bagaimana mungkin Siwon masih bisa bertahan dengan sosok yeoja penyakitan seperti ini?’ batin Sungmin sinis.

 

Tak berapa lama, sosok Kangin dan Leeteuk tampak keluar bersamaan dari kamar mereka. Sungmin menatap bingung pada sebuah koper yang kini tengah di pegang oleh Kangin. Mau kemana mereka? Kenapa tak memberitahunya?

 

“Minnie… kau sudah mau berangkat?” tanya Kangin lembut, seolah kemarin tak pernah terjadi apa-apa diantara mereka. Sungmin lebih memilih diam, namun matanya menatap tajam pada Kangin yang tampak salah tingkah.

 

“Begini, chagi… kau tahu ‘kan kondisi Kibum kian melemah? Bahkan dokter-dokter di kota ini pun sudah angkat tangan. Mereka sama sekali tidak tahu apa penyakit Kibum. Jadi… Appa… dan Leeteuk Umma berniat membawa Kibum berobat di luar kota. Appa janji tidak akan lama. Kau tidak apa ‘kan sendirian di rumah?” jelas Kangin. Sungmin tampak menatap datar pada Kangin. Namun tak dapat di pungkiri, ada sebersit rasa iri dan kesal di hatinya.

 

“Tidak masalah. Aku sudah terbiasa sendiri.”

 

“Hm, Appa akan minta tolong Kyuhyun untuk menjagamu. Bagaimana?” bujuk Kangin. Berharap dapat mencairkan kecanggungan di antara mereka.

 

“Tidak perlu. Aku berangkat sekarang. Kyuhyun sudah menungguku.”

 

Kangin menghela napas gusar. Entah kenapa semakin hari, Sungmin semakin dingin kepadanya. Ia benar-benar merindukan sosok Sungmin yang ceria seperti dulu.

 

.

.

-o-o-o-o-

.

 

“Hey, Min. kenapa kau murung seperti itu?” tanya Kyuhyun. Saat ini mereka tengah berjalan berdua menuju sekolah. Kyuhyun sengaja tak membawa motor hari ini. Ia ingin sekali menghabiskan waktu lebih banyak dengan Sungmin hari ini. Dan, jalan kaki merupakan pilihan yang tepat, bukan?

 

“Aku… Aku tak apa-apa… tak usah khawatir…” ujar Sungmin seraya tersenyum pada Kyuhyun. Ah, tak sadar ‘kah Sungmin kalau senyumnya itu benar-benar berdampak buruk bagi kesehatan jantung Kyuhyun?

.

.

-o-o-o-o-

.

 

Malam ini Kyuhyun memutuskan untuk menemani Sungmin. Setidaknya sampai Sungmin tertidur. Tak mungkin ia tega membiarkan Sungmin sendirian di rumahnya.

 

Kyuhyun tampak menatap fokus layar televisi di hadapannya. tak berapa lama Sungmin muncul dan bergegas mendudukkan dirinya di sebelah Kyuhyun.

 

“Kenapa belum tidur?”

 

“Belum mengantuk. Kau sedang menonton apa?” tanya Sungmin pada Kyuhyun yang masih fokus menatap tayangan di hadapannya.

 

“Aku juga tak tahu ini film apa, kkk~”

 

“Dasar bodoh!” ujar Sungmin seraya memukul bahu Kyuhyun pelan, sesaat mereka tampak tertawa bersama. Tak lama kemudian ia merebahkan kepalanya di bahu Kyuhyun. Ia baru sadar, ternyata di saat yang lain pergi meninggalkannya, Kyuhyun selalu ada di sisinya.

 

Kyuhyun tersenyum lembut menatap Sungmin yang tampaknya mulai nyaman bersandar di bahunya. Namun suara berita di tv sontak mengalihkan mereka dari obrolan mereka tadi.

 

‘Sebuah kecelakaan terjadi di kawasan Incheon. Di duga kecelakaan ini di akibatkan oleh sang pengemudi yang hilang kendali akibat mengantuk. Korban di ketahui bernama Lee Youngwoon, Leeteuk, dan Kim Kibum. Korban bernama Leeteuk di nyatakan tewas di tempat. Sementara dua korban lainnya saat ini tengah di larikan ke rumah sakit terdekat.’

 

 

Kyuhyun dan Sungmin tampak tercengang menatap layar tv. Lee Youngwoon? Leeteuk? Kim Kibum?

 

Seketika air mata menetes di pipi Sungmin.

 

“Min…”

 

Andwae… itu bohong, ‘kan? Tadi pagi aku masih bertengkar dengan Appa, Kyu… mana mungkin itu Appa… hiks,” Kyuhyun bergegas memeluk tubuh Sungmin yang tampak rapuh. Kejadian itu… begitu tiba-tiba… Kyuhyun sendiri juga tak menyangka… bagaimana mungkin?

 

Sungmin semakin terisak di pelukan Kyuhyun. beberapa saat kemudian, Kyuhyun merasakan pelukan Sungmin melemah.

 

“Su- Sungmin…”

.

.

TBC

.

 

12 tanggapan untuk “FF KyuMin | Dark Wish | Horromance | GS | PART 2”

  1. permintaan min beneran punya efek samping(?),,kayaknya Min gak tahu apa yang terjadi kalu dia buat permohonan bakal ada yang membayarnya,,seru nih jalan ceritanya,walau dit horror,,
    kapan min nyadar kalau Kyu suka sama dia,,,
    lanjut eonni,,, 😀 next.a ditunggu,, 🙂

  2. suka bgt…
    dah lama ga baca ff yg genre horor…
    mungkin karena sungmin mau appa nya jadi leeteuk dibikin tewas kali ya??
    kayaknya bentar lagi ming mau minta siwon…
    lalu nanti kibum dibuat celaka lagi….
    huft…
    lanjut……

  3. Wuuaahhh knp leeteuk?
    Apa itu sbagian tumbal dari permohonan sungmin huweee semoga happy ending,, ini ceritanya seru

  4. min kenapa loe jahat sih??
    kasian victoria udah ngasih tau rahasia tangga harapan min gak puas,pengen lagi dan lagi
    moga” SiBum langgeng
    KyuMin bisa jadian

Tinggalkan Balasan ke kyumin Batalkan balasan