FF HOROR | COMING SOON | Remake KyuMin Ver. | BL | PART 1


Someone’s PoV

Saat itu aku tiba-tiba saja terbangun dalam keadaan takut. Rasa panik terasa menjalari seluruh tubuhku. Aku tak tahu apakah saat ini malam ataukah siang. Aku tak peduli soal itu. Aku menatap berkeliling pada ruangan tempatku terbangun ini. Asing. Mataku bergerak liar menjelajahi seisi ruangan. Tempat ini begitu tak terawat dan usang menambah kesan keangkerannya. Ku beranikan diriku untuk menoleh kearah sampingku. Refleks aku menjerit. Disisi kananku kini terbaring sesosok anak yang kira-kira seusia diriku tengah meringkuk. Namun bukan itu yang membuatku menjerit ketakutan, melainkan wajah anak itu, lebih tepatnya matanya. Mata anak itu berlumuran darah seperti telah di cungkil secara paksa. Sontak ku alihkan pandanganku kearah lain. Tak jauh dari tempatku terbaring —bersama anak tak bermata tadi– kembali kulihat pemandangan yang tak jauh berbeda. Aku menjerit kencang seraya menangis, di lantai tergeletak dua sosok anak yang kira-kira juga seusiaku tengah meringkuk disana. Keadaannya tak jauh berbeda dengan sosok bocah yang ada disampingku. Wajah mereka rusak, dan mata mereka hilang.

Aku semakin panik. Aku harus cepat keluar dari sini. Namun seketika aku tersadar. Kedua tanganku telah terikat. Aku meronta seraya menjerit berharap tali yang membelenggu tanganku ini dapat terputus. Namun sia-sia, tiba-tiba saja dari arah belakangku, terdengar suara pintu berderit. Aku semakin takut, ku putuskan untuk bersembunyi di sebuah lemari kayu. Dari tempat persembunyianku itu aku dapat melihat sesosok wanita tua berjalan terseok-seok dan membawa pisau. Aku semakin gemetar melihatnya.

Dimana kau?!”

Disinilah kau akan tinggal! Jangan berharap bisa kabur!”

Aku semakin ketakutan saat mendengar wanita itu menjerit marah ketika tak mendapatiku di kamar itu. Tak lama kemudian setelah berteriak-teriak seperti itu, wanita itu berjalan menuju pintu. Oh, aku sungguh berharap ia akan keluar saat ini. Namun dugaanku bahwa dia akan pergi meleset. Tiba-tiba saja ia membanting pintu kamar tersebut dan berbalik menatap menyeringai pada tempat persembunyianku. Air mata semakin membanjiri wajahku. Aku semakin gemetar saat wanita itu berjalan menuju lemari tempatku bersembunyi. Semakin wanita itu mendekat semakin kencang pula aku membekap mulutku. Wanita itu kini tepat berada di depan lemari tempatku bersembunyi. Tanpa pikir panjang, aku memutuskan untuk keluar dari lemari dan menerjang wanita itu. Namun sial, wanita itu berhasil mencengkeram pergelangan kakiku. Aku berteriak panik. Aku meronta kencang, namun pegangan wanita itu malah semakin kencang, wanita itu menyeringai semakin kejam. Sebelah tangan wanita itu yang terbebas berusaha menggapai pisau yang sempat terpental tadi. Aku semakin meronta dan menangis. Sementara wanita itu tengah siap akan menancapkan pisaunya kepadaku.

Setelah mencoba meronta semakin kencang. Berhasil. Aku terlepas dari cengkeramannya. Dan bersamaan dengan lepasnya cengkeraman wanita itu. Pisau yang semula di arahkan padaku itu kini malah menancap tepat pada telapak tangan wanita itu. Tanpa pikir panjang, aku segera berlari menghindar dari wanita tua gila itu.

Aku berlari keluar menuju pintu depan. Namun aku semakin panik dan menangis. Pintu itu terkunci dan tiba-tiba saja sosok wanita tua itu sudah berada dibelakangku. Ia mengarahkan pisaunya kepadaku. Aku menjerit kaget sekaligus takut. Aku kembali berlari mencari jalan keluar. Akhirnya kulihat ada sebuah lubang kecil di dinding yang sepertinya muat untuk kulalui. Tak perlu berlama-lama, aku bergegas berlari menuju lubang itu dan merayap melaluinya. Sialnya, lubang ini terlalu kecil untuk tubuhku. Aku berusaha sekuat tenaga, namun tubuhku terus terhimpit disana belum lagi pakaianku tersangkut di paku yang ada di dinding kayu tersebut. Aku semakin panik. Ketika aku telah berhasil terlepas dari sangkutan paku tersebut, aku yakin usahaku hampir berhasil. Aku akan bebas. Namun tiba-tiba saja, ada sepasang lengan yang menarikku dan menyeretku kembali memasuki rumah wanita tua gila itu.

-oOoOo-

Aku membuka mataku perlahan, sepertinya tadi aku tak sadarkan diri. Kusadari saat ini aku tengah dalam posisi terduduk dan kedua tanganku terikat di belakang kursi yang kududuki ini. Aku meronta kencang.

SRET SRET

Sontak aku terdiam sejenak ketika kudengar suara aneh dari arah belakangku. Dibelakangku kini, sosok wanita tua itu tengah berdiri sembari menyisir rambut kasar dan tipisnya kemudian menyeringai kearahku. Aku menjerit kembali dan meronta.

Berhentilah berteriak!”

Semuanya sudah duduk dengan patuh.”

Aku terkesiap mendengar kata-katanya, sontak aku mengalihkan pandanganku pada sosok dihadapanku yang belum kusadari keberadaannya sedari tadi. Aku menjerit ngeri. Seorang gadis cilik seusiaku duduk disana dengan wajah hancur dan rongga mata kosongnya yang di aliri darah tanpa menyentuh makanan yang ada dihadapannya. Aku menoleh disisi kananku. Kali ini bocah laki-laki yang ada di kamar bersamaku tadi. Wajahnya masih sehancur tadi. Tiba-tiba saja, dari sisi kiriku meja bergetar, aku menoleh kesana. Kulihat seorang bocah laki-laki —yang juga tanpa mata- tengah meraba-raba kasar meja makan. Tangannya segera menggapai semangkuk bubur yang berada dihadapannya dan memakannya terburu-buru. Aku semakin menjerit antara takut dan jijik.

End of Someone’s PoV

-oOoOo-

Normal’s PoV

KRIETT

Cahaya senter tampak menerangi rumah kumuh tempat penyekapan anak-anak tersebut disusul dengan masuknya empat orang pria dan tiga orang wanita yang masuk sambil membawa obor. Mereka tampak memeriksa setiap jengkal rumah itu dengan teliti.

Apa kau yakin anak-anak itu dibawa kemari? Kau yakin Shomba yang membawanya kemari?” salah seorang pria bertanya kepada rekannya yang wanita.

Aku yakin. Aku melihatnya beberapa hari yang lalu,” jawab wanita itu sambil menatap berkeliling pada ruangan itu.

Aku benar-benar mendengar suara Eunji disini.”

Kau bilang Shomba disini. Tapi rumah ini tampak begitu sepi.”

Yunho tak memperhatikan perdebatan antara kedua rekannya, ia tampak berkonsentrasi pada sebuah jejak asing mirip lumpur yang ia lihat dilantai. Ia berharap jejak aneh itu dapat memberi petunjuk dimana keberadaan putrinya, Eunji yang telah menghilang selama beberapa hari. Matanya mengikuti kemana arah jejak yang terlihat seperti bekas seretan ini.

.

Meanwhile

.

Sesosok gadis kecil kini tengah meronta dan menjerit tanpa suara, jelas saja. Mulutnya tengah dibekap oleh wanita itu.

Kau tak perlu takut tak bisa melihat ibumu lagi,” ujar wanita itu lirih.

Ini tak akan sakit. Kau tak akan merasakan apapun,” ujarnya lagi seraya mengarahkan pisaunya kearah mata yeoja kecil itu. Yeoja cilik itu semakin meronta.

BRAK

Tujuh sosok yang mendobrak pintu tempat Eunji bersama tiga anak lainnya disekap itu pun terbelalak ngeri. Wanita tua itu dengan sigap menodongkan pisaunya.

Jangan mendekat!”

Tiba-tiba saja salah seorang wanita diantara tujuh warga itu menjerit dan menangis. Ia berlari menghampiri yeoja cilik buta yang wajah berlumuran wajah. Yeoja yang sebelumnya duduk di hadapan Eunji. Rupanya yeoja cilik dan anak-anak lainnya adalah korban wanita tua itu juga. Wanita tua itu menculik mereka dan mencungkil bola mata mereka hingga mereka buta.

Umma… Umma…” jerit yeoja cilik itu.

Jangan sentuh anakku!” tiba-tiba saja wanita tua gila itu mendorong kasar ibu dari yeoja cilik itu dan beralih memeluk anak itu yang kini malah gemetar ketakutan. Sontak semua warga yang tadi mendobrak rumah wanita gila itu, berusaha melepaskan cengkraman yeoja gila itu dari sang anak.

Kau gila! Anakmu sudah mati!” teriak salah satu rekan Yunho.

Warga yang merasa geram, sontak mengerubungi yeoja tua itu dan memukulinya. Salah seorang warga bahkan meraih pisau yang terhempas tadi, dan menyabetkan pisau itu tepat di wajah Shomba —wanita tua gila itu- hingga wajahnya semakin rusak. Mulutnya robek dari telinga kanan hingga telinga kiri.

Yunho tak mempedulikan tingkah anarkis rekan-rekannya. Ia berjalan lunglai kearah sosok putrinya. Ia menangis lirih, tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Eunji…putriku… arrrgghh…!” jerit Yunho tak percaya. Eunji kini tak memiliki bola mata. Keadaannya tak jauh berbeda dengan bocah korban penculikan lainnya. Dengan geram dan diliputi rasa amarah, Yunho menghampiri sosok Shomba yang telah dipukuli kemudian melilitkan tali tambang yang telah ia sediakan ke leher Shomba.

Gantung saja dia!” koor warga yang juga geram pada Shomba.

Akhirnya setelah disepakati. Akhirnya mereka memutuskan untuk menggantung Shomba. Mereka sudah terlanjur geram dengan ulah Shomba. Shomba meronta-ronta saat tali tersebut mencengkeram erat lehernya. Perlahan matanya berubah memerah, darah mengucur dari mulutnya. Ia memandang tajam pada seluruh warga yang membunuhnya dan tak lama kemudian ia mati.

.

.

.

~oOoOoOoOoOoOoOo~

.

Sevy Lelibriani © 2013 present

.

COMING SOON

.

Disclaimer : all casts and all plot are not mine. I just RE-MAKE the story from the Movie with the same title. Hope you’ll enjoy it. If u don’t like, just don’t Read!

.

Warning : BL | typo (es) | Bad Grammer | Bad Diction | OOC | Bash or Flame not allowed here!

.

Cast : KyuMin as Main Cast and Some of Super Junior’s Member

.

Rate : M for Bloody Scene

.

No Bash, No Flame, and No Copast without my permission!

.

.

~oOoOoOoOoOoOoOo~

.

Eunhyuk menatap ngeri film dihadapannya ini. Film horor garapan kekasihnya —Donghae itu memang benar-benar seram. Film yang menceritakan tentang kisah Shomba itu menurut Donghae adalah kisah yang memang di angkat dari kisah nyata. Bergegas ia keluar dari theater 1 —tempat film itu diputar. Memang saat ini kru bioskop termasuk Eunhyuk tengah mencoba menonton film berjudul ‘Evil Spirit’ yang rencananya akan di tayangkan perdana pada minggu depan.

Eunhyuk menemukan Donghae tengah duduk sendirian di tangga darurat. Entah apa yang pemuda tampan itu lakukan disana.

“Hae, kenapa kau duduk disini? Kau tidak mau melihat hasil karyamu?” Tanya Eunhyuk kemudian mendudukan dirinya tepat disamping Donghae. Wajah Donghae tampak lesu. Hey, bukankah ia seharusnya senang saat ini karena filmnya telah selesai di garap dan siap di tayangkan akhir minggu ini?

“Aku sudah menontonnya tadi malam,” jawabnya singkat.

“Kau terlihat tak senang,” ujar Eunhyuk. Donghae bergumam sebentar sebelum menjawab.

“Aku tak bisa menonton adegan Shomba digantung,” jawab Donghae lalu suasana menjadi lengang di antara mereka.

Drrt drrt

Tiba-tiba saja ponsel Eunhyuk bergetar, “Yeoboseyo…”

Donghae berdiri dari duduknya kemudian berjalan meninggalkan Eunhyuk yang masih sibuk berbicara di ponsel. Eunhyuk menatap heran pada Donghae yang kelihatan aneh hari ini.

.

.

+oOoOo+

.

.

Suara jeritan Eunji tampak memecah keheningan kamar tersebut. Buru-buru Yunho berlari memasuki kamar tersebut dengan wajah paniknya. Memang, Eunji beserta anak-anak lainnya telah berhasil diselamatkan, bahkan Shomba pun sudah mati kini. Namun mungkin karena efek trauma, Eunji sering sekali berteriak histeris seperti saat ini.

Eunji!” Yunho bergegas menghampiri putrinya dan mengguncang bahunya.

Kau baik-baik saja? Ada apa?” Tanya Yunho khawatir karena Eunji malah semakin meronta.

Dia disini! Dia disini! Shomba ada disini!” adu Eunji pada Appa-nya.

Kau tak perlu takut. Itu hanya mimpi buruk,” ujar Yunho berusaha menenangkan putrinya. Namun tiba-tiba lemari yang berada tepat dibelakangnya berderit dan terbuka sendiri. Yunho menatap lemari itu was-was menanti apa yang akan terjadi disana.

.

.

+oOoOo+

.

.

Eunhyuk berjalan meninggalkan tangga tempat ia duduk menerima telepon tadi. Ia berjalan sendirian menyusuri lorong bioskop yang sudah sepi. Wajar, ini malam hari. Tiba-tiba saja sebersit bayangan tampak melintas melewati sebuah pintu theater 1 yang terbuka. Theater itu tampak sudah kosong. Eunhyuk mengerjapkan matanya tak percaya. Ia berjalan mengendap memasuki theater yang tadi memutarkan film berjudul ‘Evil Spirit’ itu. Sepintas tak ada yang aneh disana. Namun tiba-tiba saja layar yang semula tak menampilkan apapun kini tengah memutar kembali film tersebut secara otomatis. Namun anehnya film itu langsung meloncat ke scene saat Shomba di gantung oleh warga yang marah.

Eunhyuk tak ambil pusing. Bisa saja, itu akibat keteledoran kru sehingga film itu kembali memutar.

“Siapa disana?” teriak Eunhyuk. Rupanya ia masih penasaran dengan siapa orang yang tadi menyelinap masuk kemari.

“Kau ‘kah itu, Hae?”

“Donghae-ya…” panggil Eunhyuk tanpa memperhatikan film yang masih tetap berlangsung. Tak ada jawaban. Eunhyuk mendadak panik kemudian bergegas untuk pergi. Namun tiba-tiba layar dihadapannya mendadak mati. Tapi anehnya, ada sebuah bayangan yang meronta dalam keadaan tergantung, di layar kosong tersebut.

Eunhyuk panik, impuls ia menolehkan kepalanya kearah belakang ruangan, tempat proyektor film terpasang. Eunhyuk menjerit takut. Pasalnya tepat di depan proyektor yang menyala itu ada sesosok wanita yang tergantung —yang ia tahu– adalah sosok wanita tua yang ada dalam dalam film garapan Donghae.

.

.

+oOoOo+

.

.

Kyuhyun tampak terpaku pada Koran dihadapannya, sesekali ia melingkari beberapa iklan lowongan pekerjaan yang menarik baginya. Ia benar-benar dilanda masalah keuangan saat ini. Seluruh barangnya dan barang kekasihnya —Sungmin– telah habis ia jual untuk memenuhi kebutuhannya akan obat-obatan terlarang yang telah ia konsumsi beberapa bulan ini. Ia bahkan sampai berani berhutang kepada rentenir dan sekarang ia pusing memikirkan bagaimana caranya ia melunasi hutang-hutangnya itu. Gajinya sebagai kru di bioskop terkenal di kota Seoul ini jujur saja masih sangat kurang baginya. Dan kini bagian terburuknya, Sungmin pergi meninggalkannya karena semua ulah kasarnya pada namja manis itu.

“Hey, Kyu. Bagian ini sudah selesai,” teriak Changmin –rekannya- yang tengah sibuk mengangkut box yang berisikan berbagai jenis rol film-film baru. Kyuhyun bergegas menyusulnya. Dengan sigap Kyuhyun mengeluarkan rol-rol film itu dari box yang tadi di bawa Changmin.

“Hey, film ini baru akan tanyang minggu depan, ‘kan? Film apa ini?” ujar Changmin tiba-tiba sambil mengerling pada sebuah film berlabel ‘Evil Spirit’.

“Hanya film horror yang sedang di gandrungi oleh orang-orang jaman sekarang,” jawab Kyuhyun cuek. Changmin tampak tertarik.

“Apa jenis horror ini? Aku ingin menontonnya,”Tanya Changmin lagi sambil memerhatikan Kyuhyun yang tengah sibuk dengan pita-pita film tersebut.

“Aku tidak tahu. Aku tak pernah berpikir ingin menonton film hantu,” jawab Kyuhyun lagi. Changmin mencibir setengah mengejek.

“Aku tahu kau takut dan tidak berani menontonnya. Iya, ‘kan?” goda Changmin pada Kyuhyun yang masih terlihat sibuk sendiri dengan pekerjaannya. Namja itu terlalu serius, pikir Changmin.

“Tentu saja tidak! Aku hanya tak berminat menonton hal konyol seperti itu!” bantah Kyuhyun tak terima. Ia bergegas pergi dari hadapan Changmin seraya membopong box berisi rol film berlabel ‘Evil Spirit 1-3’

.

.

.

Kyuhyun menatap rol film tersebut, tak lama kemudian disebelahnya telah berdiri Kangin, hyung-nya. Semenjak putus dari Sungmin, Kyuhyun memang tinggal bersama kakaknya yang juga pecandu obat-obatan terlarang sama sepertinya. Mereka berdua kini tengah dikejar-kejar oleh penagih hutang. Karena tak kunjung mendapatkan uang untuk membayar hutang mereka, akhirnya sebuah ide tercetus dari Kangin. Ia mengusulkan agar mereka mencuri pita film baru yang belum tayang di bioskop tempat mereka bekerja dan menjualnya di tempat lain sebelum film itu tayang. Pasti akan ada yang membeli mahal pita film asli itu.

“Kau sudah siap?” Tanya Minho.

“Aku sudah pernah melakukan ini sebelumnya,” jawab Kyuhyun datar.

“Baiklah, masukan film lainnya, lalu pasang reminder untuk mengirimiku film yang akan diambil,” ujar Kangin yang hanya dibalas anggukan oleh Kyuhyun.

“Ini ambillah,” ujar Kangin sembari menyodorkan uang kepada Kyuhyun kemudian pergi dari sana. Kyuhyun menatap Kangin yang menghilang dari pandangannya dan kini tatapan beralih pada uang yang diserahkan Kangin tadi. Jujur saja sebersit perasaan bersalah sempat hinggap didirinya tadi. Bagaimana mungkin ia bisa melakukan semua perbuatan hina ini hanya demi uang.

.

.

+oOoOo+

.

.

“Yeoboseyo, Jonghyun-ah, aku beli tiga seri A…” Kyuhyun tampak asyik menelepon di depan lokernya. Sesekali ia tersenyum menyapa setiap yang lewat di dekatnya. Namun tiba-tiba ia mendadak terdiam saat dilihatnya sosok Sungmin melewatinya. Namja manis itu tampak acuh padanya kemudian berjalan menuju lokernya sendiri yang berada di belakang Kyuhyun.

“Sudah mau pulang?” sapa Kyuhyun canggung pada namja yang sejujurnya hingga saat ini masih sangat ia cintai.

Drrt..drrtt..

Sapaan Kyuhyun bagai angin lalu. Sungmin kini malah terlihat sibuk dengan ponselnya yang bergetar tadi. Kyuhyun menatap nanar pada namja manis yang tengah sibuk berbincang diponselnya itu. Ah, betapa ia merindukan Sungmin saat ini. Ia butuh sandaran sekarang. Begitu banyak masalah yang ia hadapi saat ini.

“Yeoboseyo…”

“Ah, gomawo… kupikir kau tak ingat hari ulang tahunku,” Kyuhyun tersentak mendengar percakapan Sungmin dengan seseorang disebrang teleponnya. Astaga, bodohnya ia. Bagaimana ia bisa lupa kalau hari ini Sungmin ulang tahun?

Sungmin tampak telah menyelesaikan teleponnya. Ia masih sibuk dengan isi lokernya saat tiba-tiba sebuah pulpen terjatuh dari sana. Buru-buru Kyuhyun memungut pulpen tersebut dan menyerahkannya pada Sungmin.

“Min… Selamat ulangtahun, ya,” ujar Kyuhyun sambil menatap Sungmin yang masih terlihat acuh padanya.

“Hey… rupanya cinta lama bersemi kembali, ya?” tiba-tiba saja sosok Kangin muncul menggoda mereka. Benar-benar menghancurkan momen Kyuhyun dan Sungmin yang baru saja tercipta setelah beberapa lama tak pernah saling bertegur sapa. Sungmin buru-buru berbalik dan kembali sibuk dengan lokernya. Sementara itu Kangin tampak berjalan dengan santainya menuju lokernya yang berada tepat disamping Kyuhyun. Kyuhyun tampak menatap Kangin penuh arti kemudian dengan isyarat, tangannya membentuk persegi dan berpura-pura memasang lilin dan meniupnya seolah itu adalah kue ulangtahun. Kangin tampak berpura-pura tak paham dengan apa yang Kyuhyun lakukan. Ia ingin sekali menggoda adiknya ini.

“Apa yang kau lakukan, Kyu?” Tanya Kangin tanpa rasa bersalah, membuat Kyuhyun menjadi salah tingkah. Ia yakin Kangin paham maksudnya. Ia ingin meminta bantuan Kangin untuk membuat sebuah pesta kejutan untuk Sungmin.

.

.

+oOoOo+

.

.

Sungmin berjalan sendirian menyusuri gedung bioskop yang telah sepi ini. Sedikit seram memang, namun ia berpura-pura tak peduli. Ia laki-laki. Apa kata orang kalau sampai dengan tempat seperti ini saja takut.

Ia berusaha terlihat rileks. Matanya menatap awas kekiri dan kekanan, entah kenapa ia merasa seperti ada yang mengawasinya. Tiba-tiba saja sekitar sepuluh meter dihadapannya ia dikejutkan dengan sebuah poster yang ia tahu itu adalah poster film yang akan tayang minggu depan. Namun bukan disitu letak keanehannya. Ia yakin sekali kalau tadi poster itu belum berada disana. Tapi sekarang poster itu tengah berdiri disana seolah menghadang langkahnya.

Dengan tubuh gemetar, ia berjalan mundur perlahan, namun matanya masih mantap awas pada poster tersebut. Sosok wanita tua yang mati tergantung dalam poster tersebut tampak begitu nyata. Tak lama kemudian poster tersebut bergerak maju mendekatinya. Poster itu mendekat dengan sendirinya, sontak Sungmin panik.

Ia berbalik dan berusaha berlari, namun poster bergambar sosok wanita tua yang mati tergantung itu justru semakin dekat kearahnya.

“AAAAA…..”

CONTINUE/DISCONTINUE?

.

.

+oOoOo+

.

.